13 Des 2014

Kau sudah menjadi Miliknya

Pagi ini seperti pagi yang sebelumnya. Masih dalam kesendirian dan 
ditemani dinginnya udara. Sabtu ini, hari terakhir Test Semester loh, aku sengaja buat berangkat lebih siang. Jam 7 lebih, aku baru On the Way. 
Rasanya seperti biasa, sampai di depan sekolah, jantung ini serasa berdebar-debar. 
Biasa, gara-gara gak pernah belajar. Hehe
Hari ini mata pelajaran test nya 3 mapel. Ya, dengan deg-degannya, aku berjalan menuju kelas dengan sedikit membaca materi. Biasa, berusaha pinter, tapi belum pinter-pinter. 
Gak disangka, dan gak di duga. Aku menuju ke kelas melewati tangga. Aku gak tau, dan gak pernah aku tau, dan pada saat itu, Aku melihatnya, melihat cinta yang dulu pernah aku rasa, kini ia bersanding dengan wanita lain. 
Entah mengapa, rasa ini masih saja ada. 
Aku berusaha untuk tak melihat mereka berdua yang sedang bercumbu .
Aku berusaha pura-pura tidak melihatnya. 
Aku berusaha mendinginkan rasaku.
Dan saat itu aku berlari dan entah tiba-tiba hati yang awalnya dingin kini seperti tersiram api yang panas dan menggelora. 
Aku masih mengingat bagaimana mereka berdua, yang dulu dia adalah milikku, kini telah menjadi miliknya. Aku tak bisa merebutnya kembali. Bagaimana?
Hingga pada akhirnya aku menangis dalam hati.



Aku tak apa

Sepertinya kau tak mengerti, bagaimana rasa ini terlalu sakit dalam lubuk hati. Aku tak pernah ingin berusaha untuk mengeluh ataupun mencari belas kasih orang-orang diluar sana. Mungkin aku sedang rindu. Dimana orang-orang yang pernah ada dalam hidupku, yang pernah mengisi hari-hariku, kini hilang tak berbekas. Bayangnya kini pun, tak pernah sedikit memberiku kebahagiaan. Mereka telah pergi, mungkin mencari kebahagiaan yang lain. Entah dengan siapa dan dimana. 

Sebenarnya aku tak apa, biarkan sedihku menjadi bahagia untuknya....

Template by:

Free Blog Templates